Sistem Pers Di Negara-Negara Berkembang - Pers, dewasa ini banyak terjadi di dalam masyarakat pada negara-negara berkembang dari jumlah lebih kurang 70% dari penduduk seluruh dunia, hanya sekitar 26% nya saja yang mengkonsumsi surat kabar dan media elektronik dari total sirkulasi surat kabar dan media elektronik lainnya di dunia.
Sistem Pers Di Negara-Negara Berkembang
Sebagian besar negara berkembang merupakan negara-negara yang baru mendapatkan kemerdekaannya pada masa berakhirnya Perang Dunia Kedua (PD II) yang berada diseputar wilayah benua Asia, Afrika, sampai dengan Amerika Latin. Negara berkembang itu lahir dari adanya perjuangan kemerdekaan seperti di negara Indonesia, Vietnam, serta Aljazair. Ada pula yang merupakan pemberian dari negara penjajahnya seperti di negara India dan juga Malaysia. Begitupun cara dalam memperoleh kemerdekaan yang berbeda-beda, sangat mempengaruhi juga nilai ekonomi, politik, sosial, budaya, dan juga sistem pers di negara-negara yang bersangkutan. Pers di negara berkembang berada di dalam proses perubahan nilai-nilai lama berubah menjadi nilai-nilai baru yang lebih bersifat nasionalisme.
Salah satu yang menjadi penyebab utama mengapa kurangnya minat baca (reading habit) pada penduduk negara-negara berkembang masih sangatlah rendah. Hal ini disebabkan lebih karena angka dari buta huruf (tuna aksara) di sana masih sangatlah tinggi dan didorong pula dengan pendapatan per-kapita yang masih sangatlah rendah pula. Inilah yang menyebabkan mengapa hampir dari sebagian besar penduduk di negara berkembang masih sangat kurang dalam mengkonsumsi surat kabar dan juga media elektronik di dunia.
Sistem pemerintahan serta sistem politik di negara-negara berkembang pada umumnya masih meneruskan atau mengikuti sistem pemerintahan serta sistem politik negara bekas penjajahnya seiring dengan beberapa penyesuaian, termasuk juga di dalamnya yakni pada sistem persnya pula. Pers yang berada ditengah-tengah negara berkembang hingga saat ini,kebanyakan terdapat di dalam proses transisi serta transformasi dapat dilihat dari nilai-nilai lama (kolonial) berubah menjadi nilai-nilai baru (nasional). Dengan kata lain, berarti mereka itu berada di dalam proses berusaha keras atau mencari bentuk yang paling tepat untuk menemukan identitas dirinya.
Salah satu yang menjadi penyebab utama mengapa kurangnya minat baca (reading habit) pada penduduk negara-negara berkembang masih sangatlah rendah. Hal ini disebabkan lebih karena angka dari buta huruf (tuna aksara) di sana masih sangatlah tinggi dan didorong pula dengan pendapatan per-kapita yang masih sangatlah rendah pula. Inilah yang menyebabkan mengapa hampir dari sebagian besar penduduk di negara berkembang masih sangat kurang dalam mengkonsumsi surat kabar dan juga media elektronik di dunia.
Sistem pemerintahan serta sistem politik di negara-negara berkembang pada umumnya masih meneruskan atau mengikuti sistem pemerintahan serta sistem politik negara bekas penjajahnya seiring dengan beberapa penyesuaian, termasuk juga di dalamnya yakni pada sistem persnya pula. Pers yang berada ditengah-tengah negara berkembang hingga saat ini,kebanyakan terdapat di dalam proses transisi serta transformasi dapat dilihat dari nilai-nilai lama (kolonial) berubah menjadi nilai-nilai baru (nasional). Dengan kata lain, berarti mereka itu berada di dalam proses berusaha keras atau mencari bentuk yang paling tepat untuk menemukan identitas dirinya.
- Ciri-ciri khusus dari sistem pers terhadap negara berkembang, yakni:
- Sistem persnya lebih cenderung mengikuti dari sistem pers negara bekas jajahannya.
- Pers yang berada di negara-negara berkembang hingga kini dalam bentuk transisi. Ia masih juga berusaha mencari identitas atau mencari bentuk yang tepat, sebab masilah di dalam taraf transisi, pers negara berkembang itu biasanya kurang stabil.
- Di negara-negara berkembang pada umumnya sedang membangun, hal ini pula yang menyebabkan pers sering dituntut untuk dapat berperan sebagai agen of sosial change. Di mana pers bersama dengan pemerintah memiliki tanggung jawab atas keberhasilan sebuah pembangunan.
- Secara umumnya kebebasan pers yang terdapat di negara berkembang diakui keberadaannya. Namun, di dalam pelaksanaannya terselip pula batasan-batasannya. Hal ini dikarenakan pers dituntut untuk dapat ikut menjamin atau berusaha mengstabilkan politik serta ikut serta di dalam pembangunan ekonomi. Biasanya, sistem pres menganut sistem tanggung jawab sosial (social responsibility).
- Umumnya, pers di negara-negara berkembang mengalami masalah yang hampir sama di bidang komunikasi, yakni ketimpangan atas sebuah informasi, monopoli, serta di dalam terpusat sangat berlebihan dengan sumber dan juga jalur komunikasi. Hal ini pula dapat mengakibatkan adanya dominasi negara-negara maju terhadap negara berkembang di bidang informasi serta komunikasi.
- Sistem juga pola hubungan diantara pers serta pemerintah memiliki tendensi perpaduan diantara sistem-sistem yang telah ada. (libertarian, authoritarian, and social responsibility).
Lembaga pers di negara-negara berkembang tidak lepas dari pengaruh-pengaruh serta kontrol atas pemerintah. Hal tersebut tidak dapat dihindarkan dari kenyataan yang ada sebab pers dapat menjadi pembentuk dari opini-opini publik. Apabila sikap kritis dari pers ini dapat untuk dibungkam, maka besar kemungkinan kendali atas segenap kehidupan rakyat di negara berkembang tersebut akan berada tergenggam aman di tangan para penguasa. Ini sangatlah tidak dinginkan oleh rakyat yang berada di negara-negara berkembang, maka nilai-nilai nasionalisme perlu ditanamkan dalam hati rakyat di negara berkembang itu, supaya akan terhindar dari proses nilai-nilai lama yang ingin kembali memimpin dalam pusaran sistem pers dan juga di bidang politik, ekonomi, sosial serta budaya di negara berkembang yang bersangkutan.
Demikianlah pembahasan mengenai Sistem Pers Di Negara-Negara Berkembang, semoga dapat bermanfaat.
0 Response to "Sistem Pers Di Negara-Negara Berkembang"
Posting Komentar