7 Pola Interaksi Ekosistem

7 Pola Interaksi Ekosistem - Di dalam ekosistem, Aksi Interaksi dapat terjadi antarindividu dalam sebuah populasi, antarpopualasi di sebuah komunitas, antarbiotik dan antara komponen abiotik dan biotik di sebuah ekosistem.


7 Pola Interaksi Ekosistem


7 Pola Interaksi Ekosistem

Berikut pembahasan mengenai , diantaranya:
  1. Aliran Energi
    Cahaya matahari merupakan energi yang membantu produser untuk menyusun zat organik lewat fotosintesis. Sehingga mahahari adalah sumber energi bagi seluruh kehidupan di muka bumi ini. Energi juga berguna untuk menyusun gula. Gula di sini maksudnya adalah energi dapat diubah dari energi cahaya menjadi energi kimia (gula). Kemudian tahap selanjutnya, energi kimia tersebut dipindahkan ke konsumer I, dipindahkan ke konsumer II, lalu berpindah kembali ke konsumer III, dan selanjutnya. Ini berarti, sebuah energi dapat mengalir dari matahari lalu ke produser, lalu ke konsumer I, lalu ke konsumer II, dan ke konsumer III. Proses inilah yang dinamakan sebagai aliran energi di dalam ekosistem. Aliran energi akan berakhir pada proses penguraian. Di dalam proses terakhir ini, energi dilepaskan dalam wujud panas yang kemudian menyebar ke seluruh lingkungan. Namun, energi panas ini tidak dapat digunakan kembali. Jika hewan memakan tumbuhan maka energi panas itu telah berpindah ke dalam tubuh hewan tersebut.
  2. Rantai Makanan
    Sebagai produser, tumbuhan yang menyediakan makanan bagi makhluk hidup yang ada di suatu ekosistem. Tumbuhan dimakan oleh konsumer I, konsumer II, konsumer III, hingga ke karnivor puncak. Dalam suatu ekosistem, peristiwa makan-memakan tersebut selalu diururtkan dalam bentuk linier, yang lebih dikenal dengan sebutan rantai makanan. Berikut adalah contoh gambaran dari sebuah rantai makanan: daun (produser) dimakan ulat (konsumer I), ulat dimakan burung prenjak (konsumer II), kemudian burung prenjak dimakan oleh burung elang (konsumer III).
  3. Jaring-jaring Makanan
    Di alam bebas, makanan bukan hanya bisa digambarkan dengan sederhana dalam bentuk rantai makanan saja. Dalam suatu proses makan dan memakan yang selalu terjadi di alam bebas sangatlah kompleks. Oleh sebab itulah, selain dengan digambarkan kedalam bentuk rantai makanan, dapat juga digambarkan ke dalam bentuk jaring-jaring makanan. Salah satu contoh jaring-jaring makanan adalah dari satu jenis konsumer II bisa saja mempunyai mangsa lebih dari satu spesies hewan. Jika semakin kompleks jaring-jaring makanan maka itu menunjukkan semakain kompleks aliran energi dan juga aliran makanan. Hal ini pula yang menimbulkan terjadinya kestabilan komunitas dan kestabilan dari suatu ekosistem. Ini berarti, bila terdapat salah satu spesies yang hilang maka jaring-jaring makanan tersebut masih dapat berjalan. Namun, bila jaring-jaring makanan itu dalam bentuk sederhana, bila ada salah satu spesies hilang maka aliran energi dan aliran makanan akan mengalami kekacauan di dalam ekosistem tersebut. Maka dari itulah, sangat penting terdapat keanekaragaman hayati di dalam menjaga kelestarian dan kestabilan sebuah komunitas.
  4. Daur Materi
    Zat karbon, nitrogen, belerang, air, dan zat-zat lainnya yang selalu diperlukan oleh makhluk hidup di muka bumi ini terus-menerus didaur ulang ke dalam suatu ekosistem. Makhluk hidup yang mati kemudian akan menguraikan zat-zat yang terdapat dalam tubuhnya masuk ke dalam tanah karena adanya kegiatan penguraian. Zat-zat kimia tersebut yang nantinya akan menjadi bahan makanan bagi tumbuhan yang kemudian diangkut ke tubuh tumbuhan dan menjadi bagian dari tubuh tumbuhan tersebut. Singkatnya, daur ulang materi dapat digambarkan sebagai berikut:
    • Tubuh hewan atau tumbuhan, mati,lalu diurai masuk ke dalam tanah, lalu diserap oleh tumbuhan, terjadi proses reaksi-reaksi kimia, lalu berubah menjadi zat makanan, yang lalu dimakan oleh hewan, kemudian masuk menjadi tubuh hewan kembali. Artinya, materi tersebut sudah melewati daur ulang yang dikenal dengan sebutan daur biogeokimia. Hal ini disebabkan karena berlangsung melalui tubuh makhluk hidup dilanjutkan di dalam tanah, dan sejumlah proses reaksi-reaksi kimia. Daur biogeokimia ini sangat diperlukan untuk melestarikan makhluk hidup dan juga suatu ekosistem. Dengan kata lain, bila daur ulang materi ini terhenti maka akan punah dan matilah seluruh kehidupan di dalam suatu ekosistem.
  5. Piramida Ekologi
    Ekosistem alami di dalamnya terdapat produser yang berada di tingkat tropik I jumlahnya besar dibanding konsumer I, begitu pula konsumer I jumlahnya lebih besar dari konsumer II, bila diberi gambaran, maka akan berbentuk sebuah piramida dengan ujungnya makin meruncing, itulah dikenal sebagai piramida ekologi. Jumlah disini berarti jumlah biomassa, jumlah energi, dan jumlah individu. Maka itulah, piramida ekologi terbagi menjadi piramida jumlah individu, piramida jumlah biomassa, dan piramida jumlah energi.
  6. Daur Biogeokimia
    Merupakan suatu siklus ekosistem yang di dalamnya terlibat senyawa-senyawa kimia atau abiotik yang berpindah melewati sistem biologi atau biotik untuk selanjutnya kembali lagi kepada lingkungan seperti air dan tanah. Organisme yang ada di dalam ekosistem sangat membutuhkan energi dan materi yang terdapat dilingkungannya. Produsenlah yang memanfaatkan cahaya matahari digunakan sebagai sumber energi sementara materi diperoleh dari dalam bumi berupa unsur kimia seperti senyawa anorganik, contohnya: C, O, S, K, P, N, H, Ca, Mg, Zn, B, Fe, Mo, Co, Cl, F, I dan lain sebagainya. Perpindahan materi dan energi itu melalui proses yang disebut rantai makanan sampai kepada detritivor dan pengurai untuk selanjutnya diubah oleh senyawa organik ke dalam senyawa anorganik atau dikenal dengan Unsur Hara. Selanjutnya senyawa anorganik itu dimanfaatkan kembali melalui produsen. Dalam keberlangsungan siklus materi dan energi diikuti juga dengan reaksi yang terjadi di dalam suatu organisme di dalam lingkungan abiotik. Daur Biogeokimia dapat meliputi:
    • Siklus Nitrogen
      Nitrogen atau lebih dikenal dengan N2. Sangat diperlukan di dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Kandungan Nitrogen di alam atau udara sebanyak +79%, namun tidak semua dapat dimanfaatkan langsung oleh tumbuhan, ini terjadi karena Nitrogen mempunyai daya ikat yang kuat sehingga menyebabkan sulit untuk diurai dan bersifat racun. Bakteri berperan penting bagi tumbuhan di dalam proses pengikatan Nitrogen. Beberapa bakteri tersebut ialah:
      • Clostridium Pasteurianum
      • Rhizobium leguminisorum (simbiosis melalui akar kacang-kacangan)
    • Siklus Air
      Air berfungsi sebagai media pelarut. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaannya dapat diperbaharui, baik dengan cara buatan ataupun dengan cara alami. Air memiliki siklus yang terjadi disebabkan adanya pertukaran antara air yang ada di atmosfir, laut, daratan maupun organisme yang dilaluinya melewati beberapa bagian proses, antara lain:
      • Evaporasi
        Merupakan proses penguapan air yang berasal dari permukaan bumi.
      • Transpirasi
        Merupakan proses penguapan air yang berasal dari organisme.
      • Pembentukan awan
        Merupakan proses yang terjadi bilmana hasil transpirasi dan evaporasi sudah mencapai tingkat kelembaban tinggi.
      • Kondensasi
        Merupakan proses terbentuknya titik-titik air di dalam awan.
      • Presipitasi
        Merupakan proses jatuhnya titik-titik air di dalam awan ke permukaan.
      • Surface ren off
        Merupakan proses perembesan atau peresapan dan mengalirnya air dari permukaan ke dalam tanah dan menuju daerah yang memiliki permukaan yang lebih rendah.
    • Siklus Oksigen dan Karbon
      Siklus Oksigen dan Karbon dapat dilihat di dalam proses fotosintesis tumbuhan maupun proses respirasi yang dilakukan hewan. O2 adalah hasil proses fotosintesis untuk selanjutnya dimanfaatkan ke dalam proses respirasi hewan. Sedangkan CO2 terdapat di atmosfir yang bebas dan dapat larut di dalam air.  Proses respirasi ini menyebabkan CO2 terlepas ke dalam atamosfir dan dipakai di dalam proses fotosintesis tumbuhan melalui media air.
    • Siklus Sulfur
      Sulfur atau lebih dikenal dengan belerang merupakan zat yang penting di dalam proses pembentukan timin, biotin, koenzim A, protein dan lain sebagainya. Sulfur berada di dalam tanah yang terikat dengan mineral tanah yang ada di kerak bumi dalam bentuk Besi, Sulfida, Nikel dan lain sebagainya. Sedangkan Sulfur yang berada di atmosfir dapat berupa SO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran minyak, batu bara, dan gas H2S. Sulfur yang ada di dalam tubuh suatu organisme bisa berpindah melalui media rantai makanan untuk selanjutnya dikeluarkan kembali melalui proses ekskresi. Sulfur yang ada di dalam tanah diuraikan oleh bakteri. Sedangkan yang berada dilaut selanjutnya melewati proses sedimentasi menjadi kerak bumi.
    • Siklus Fosfor
      Adalah salah satu dari unsur mineral atau dikenal dengan garam yang dibutuhkan oleh tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme terkecil sekalipun. Mineral yang berasal di kerak bumi larut melewati siklus air untuk selanjtnya ke ke danau, laut, dan sungai.
  7. Produktivitas Dalam Ekosistem
    Merupakan materi ataupun energi yang dihasilkan maupun digunakan oleh tiap-tiap organisme di dalam rantai makanan melewati jalur arus energi di dalam ekosistem. Produktivitas dalam ekosistem terbagi atas:
    • Produksi Primer
      Ialah jumlah seluruh energi kimia yang berupa bahan-bahan organik yang telah terbentuk oleh tumbuh-tumbuhan di dalam kesatuan yang luas dan waktu yang sama.
    • Produksi Sekunder
      Ialah seberapa besar banyaknya energi  yang digunakan di dalam proses sintesis energi dan kemudian kembali kepada organisme heterotrof untuk selanjutnya disimpan di dalam jaringan tubuh.

Demikianlah pembahasan mengenai 7 Pola Interaksi Ekosistem, semoga bermanfaat.

0 Response to "7 Pola Interaksi Ekosistem"

Posting Komentar