11 Komponen Abiotik Terlengkap

11 Komponen Abiotik Terlengkap - Karena ekosistem selalu berkembang sampai terbentuklah suatu ekosistem yang seimbang (klimaks) maka sebuah ekosistem dalam perkembangannya harus mencapai suksesi. Suksesi merupakan pergantian dari dominasi yang terjadi pada suatu ekosistem dalam menuju kesimbangan lingkungan.

11 Komponen Abiotik Terlengkap

11 Komponen Abiotik Terlengkap

Berikut pembahasan mengenai 11 Komponen Abiotik Terlengkap, diantaranya:
  1. Udara
    Udara di atas asmosfir seluruh makhluk hidup di bumi ini tersusun dari nitrogen (N2, 78%), oksigen (O2, 21%), karbon dioksida (CO2, 0,03%). Di bawah ini adalah penjelasannya:
    • Nitrogen
      Nitrogen yang terdapat di udara tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh manusia, hewan, dan tumbuhan.
    • Oksigen
      Oksigen dengan nama lain (O2) merupakan sebuah gas yang berguna dalam pernafasan manusia. Makanan (karbohidrat) yang terdapat dalam sel mengalami proses pembakaran dengan oksigen tersebut dinamakan proses oksidasi. Proses oksidasi sering juga disebut dengan pernafasan sel. Di dalam pernafasan dihasilkan pula karbon dioksida. Tumbuhan dan hewan juga memerlukan komponen ini yang terdapat di udara yang bebas untuk pernafasannya guna mendapatkan satu energi untuk hidup.
    • Karbon Dioksida
      Komponen satu ini sangat dibutuhkan pada tumbuhan dalam proses fotosintesis. Secara alami: fotosintesis berlangsung pada siang hari, secara buatan: fotosintesis berlangsung pada malam hari dengan bantuan sebuah lampu sebagai penerangannya. Hasil dari fotosintesis ialah oksigen dan amilum, umumnya manusia dan hewan tidak memerlukan karbon dioksida.
    • Angin
      Angin berperan untuk membantu penyerbukan tumbuhan, membantu dalam menyebarkan biji dan spora pada tumbuhan. Beberapa serangga dan penyakit pada tumbuhan lainnya dapat diterbangkan oleh angin ke tempat yang sangat jauh.
    • Kelembapan
      Memiliki peranan penting di dalam menjaga supaya organisme tidak cepat mengering disebabkan oleh proses penguapan. Beberpa mikroorganisme seperti pada bakteri dan jamur dapat hidup di tempat-tempat yang lembab, namun mikroorganisme jarang dapat hidup di tempat yang kering.
  2. Air
    Sekitar 80-90% tubuh makhluk hidup terdiri dari air. Air berguna sebagai pelarut di dalam sitoplasma, menjaga kekeringan, dan menjaga tekanan osmosis sel pada tubuh. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan di himpit antara dua benua memiliki curah hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun. Berkat curah hujan yang merata dan tinggi, serta tingkat cahaya matahari sepanjang tahun dan suhu yang cukup hangat (berkisar 27%) Indonesia memiliki keberagaman flora dan fauna yang banyak. Hal ini menunjukkan bahwa air sangat memiliki peranan untuk menentukan keanekaragaman makhluk hidup. Iklim makro dipengaruhi dengan cahaya matahari dan curah hujan menentukan ekosistem secara makro. Iklim mikro yang dipengaruhi dengan cahaya matahari dan kandungan air (kelembapan) contohnya terdapat pada sebuah batu, menentukan ekosistem mikro. Oleh karena itu, di dlam satu ekosistem yang besar bisa terdiri atas beberapa subsistem yang tersusun di dalamnya.
  3. Tanah (Mineral)
    Mineral yang diperlukan bagi tumbuhan, contohnya: belerang (S), khlor (CI)), natrium (Na), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan sebagainya. Mineral-mineral tersebut didapatkan dari tumbuhan dalam bentuk ion-ion larut dalam air tanah. Fungsi mineral tersebut antara lain berguna untuk menjaga keseimbangan asam-basah, fungsi faal pada tubuh, dan penyusun dalam tubuh, serta sebagai katalisator reaksi metabolisme.
  4. Cahaya
    Di dalam goa gelap tidak akan pernah ditemukan tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Hewan yang bisa hidup di goa biasanya digunakan sebagai tempat persembunyian. Hewan-hewan itu mencari makanan di luar goa. Walaupun di dalam goa gelap akan tetapi karena tidak tertembus cahaya, sehingga tumbuhan tidak bisa hidup di dalamnya karena cahaya merupakan faktor pembatas di dalam goa.
  5. Suhu
    Hewan-hewan berdarah panas mampu hidup di suhu di bawah titik beku sebab bulu dan memiliki suhu yang tetap. Hewan terebut yang hidup di daerah subtropis mengalami tidur/istirahat panjang (hibernasi) pada musim dingin. Makhluk hidup rata-rata bertahan hidup di suhu 0-40 derajat celcius. Indonesia memiliki keanekaragaman biota tinggi dikarenakan terletak di daerah khatulistiwa, serta suhu yang hangat disepanjang tahunnyan (27 derajat celcius). Hal inilah, suhu sangat ideal bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
  6. Keasaman (pH)
    Keasaman juga ikut berpengaruh terhadap kelangsungan makhluk hidup. Dengan lingkungan yang memiliki pH yang netral, seluruh makhluk hidup akan berkembang biak dan hidup. Makhluk hidup tidak dapat hidup dengan lingkungan yang memiliki tingkat asam tinggi atau terlalu basah. Tanah berhumus kebanyakan memiliki sifat asam. Untuk menetralkannya biasanya diberi bubuk kapur. Beguitu juga, tanah berkapur bersifat basah untuk menetralkannya diberikan bubuk belerang. Hampir sebagaian besar tanah di pulau Kalimantan memiliki tingkat keasaman yang relatif amat tinggi sehingg sulit untuk dijadikan areal pertanian maka sebelumnya perlu diolah dan dinertralkan dahulu.
  7. Kadar Garam (Salinitas)
    Di daerah yang memiliki kadar garam cukup tinggi hanya tumbuhan tertentu yang dapat hidup, contohnya: pohon bakau. Bila kadar garam tinggi, sel-sel pada akar tumbuhan akan mati dan akhirnya tumbuhan tersebut akan mati.
  8. Topografi
    Topografi ialah sebuah bentuk dari tinggi ataupun rendah di permukaan bumi. Topografi dapat juga berpengaruh terhadap keadaan suatu iklim yang berkaitan dengan suhu dan kelembapan. Topografi sangat menentukan keberagaman hayati dan persebaran organisme.
  9. Derajat
    Ialah keadaan pada kontur tanah (pH) dari kehidupan suatu tumbuhan. Tumbuhan dapat hidup baik jika kandungan pH optimum (antara 5,8-7,2) yang dipengaruhi oleh penggunaan pupuk, aktifitas akar, curah hujan dan penguraian mineral di dalam tanah.
  10. Garis Lintang
    Titik garis lintang yang berbeda menunjukkan suatu kondisi lingkungan di dalam kehidupan tumbuhan. Perbedaan garis lintang sangat mempengaruhi keragaman tumbuhan dilingkungannya.
  11. Sinar Matahari
    Sinar matahari dapat digunakan tumbuhan agar melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya matahari, tumbuhan tidak bisa hidup sama seperti makhluk hidup lainnya. Matahari merupakan sumber energi untuk makhluk hidup di bumi ini. Dalam ekosistem, energi dialirkan pada suatu tingkat trofik yang di dalamnya terdapat bentuk transformasi energi.
Demikianlah pembahasan mengenai 11 Komponen Abiotik Terlengkap, semoga dapat bermafaat.

0 Response to "11 Komponen Abiotik Terlengkap"

Posting Komentar