Pesona Sejarah Danau Maninjau, Pernah dengar novel Negeri 5 Menara? Novel roman terlaris karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan ditahun 2009 ini mengambil latar tema kehidupan tokoh utamanya Alif yang tinggal di sebuah perkampungan nan asri di kaki Gunung Sitinjan yang berdekatan dengan Danau Maninjau. Disebutkan didalam novel itu, bahwa Danau Maninjau adalah danau yang sangat indah. Sejarah Danau Maninjau merupakan salah satu kekayaan dari alam yang luar biasa indahnya panorama negeri kita tercinta ini (Indonesia).
Danau Maninjau
-
Letak Geografis
Danau Maninjau adalah danau vulkanik sedalam 165 meter, yang berada dikaki Gunung Sitinjan, Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Perjalanan ke Danau Maninjau dapat ditempuh selama kurang lebih 3 jam dari pusat ibukota provinsi Sumatera Barat, Padang. Perjalanan ke sana begitu menantang karena melewati Kelok 44 yang terkenal seantero Sumatera. Sejauh mata memandang kita dapat melihat ukuran danau yang sangat luas, dengan volume air sebanyak itu danau ini cocok dijadikan sarana budidaya ikan nila oleh masyarakat disekitarnya. Tidak kurang terdapat sekitar 18.000 keramba apung yang tersebar disepanjang danau serta adanya PLTA Maninjau turut menjadi roda penggerak perekonomian bagi masyarakat setempat. - Legenda Danau Maninjau
Namun tahukah Anda, bahwa Danau Maninjau memiliki legenda yang sangat terkenal bagi masyarakat disekitarnya dan juga masyarakat Sumatera Barat pada umumnya. Terdapat kisah Bujang 9 yang menjadi asal usul terjadinya Danau Maninjau menurut masyarakat setempat.
Alkisah, terdapatlah 10 anak yatim piatu yang terdiri dari 9 anak laki-laki (Bujang) dan seorang anak gadis. Ke 10 anak itu hidup dibawah pengampuan paman (Datuk) mereka. Si anak sulung bernama Kukuban, sementara si gadis bungsu bernama Sani. Suatu ketika sang Datuk yang bernama Limbatang berkunjung kerumah mereka bersama anak kandungnya yang bernama Giran, dari kunjungan itu muncullah rasa kasih sayang antara Giran dan Sani tanpa diketahui oleh orang tua dan kakak masing-masing.
Hubungan cinta antara Giran dan Sani terus berlanjut secara sembunyi-sembunyi hingga suatu hari diadakanlah pertandingan silat yang merupakan tradisi rutin yang diadakan oleh masyarakat kampung mereka. Dalam pertandingan tersebut Kukuban berhadapan dengan Giran, dan hasil pertandingan dimenangkan oleh Giran. Kukuban yang selama ini tak pernah kalah satu kalipun dalam pertandingan silat, merasa sakit hati dan tidak terima atas kekalahannya dari Giran. Dan menimbulkan dendam dihati Kukuban.
Tibalah hari dimana Giran bersama ayahandanya berniat pergi kerumah Kukuban untuk meminang adiknya Sani. Namun tak sangka-sangka karena dendam yang membara dihati Kukuban, Kukuban menolak lamaran tersebut. Meski lamarannya telah ditolak namun hubungan asmara antara Giran dan Sani terus berlanjut. Mereka bertemu secara diam-diam disuatu tempat tanpa diketahui oleh ayah dan kakak mereka.
Namun Kukuban akhirnya tahu tentang pertemuan diam-diam mereka dan menuduh Giran telah melakukan pelanggaran adat bertemu dengan gadis diluar rumah. Kukuban menyebarkan fitnah kepada Giran didepan para ketua adat kampung mereka, yang menyebabkan Giran menerima sanksi adat yaitu dimasukkan hidup-hidup kedalam kawah Gunung Sitinjan.
Giran yang merasa telah difitnah oleh Kukuban mengucapkan sumpah “Jika aku salah, maka biarkan badanku hancur lebur didalam kawah. Namun jika aku benar, maka terkutuklah 9 bujang menjadi ikan”. Seketika kawah gunung meletus dan menyemburkan air yang sangat banyak dan seketika itu pulalah ke 9 bujang berubah wujud menjadi ikan.
Demikian pembahasan mengenai Pesona Sejarah Danau Maninjau, semoga bermanfaat.
0 Response to "Pesona Sejarah Danau Maninjau"
Posting Komentar