5 Pakar Linguistik Paling Berpengaruh Dalam Psikologi

5 Pakar Linguistik Paling Berpengaruh Dalam Psikologi - Pada awal perkembangannya, psikolinguistik bermula dari adanya Pakar Linguistik yang berminat pada psikologi. Hal yang mendukung hal itu juga disebabkan olah adanya pakar dari psikologi yang berkecimpung di dalam lingkungan linguistik. Selanjutnya muncullah kerja sama di antara para pakar dari kedua bidang ilmu pengetahuan tersebut dan kemudian lahirlah pakar-pakar disiplin mandiri yang sekarang lebih dikenal sebagai pakar-pakar psikolinguistik.

5 Pakar Linguistik Paling Berpengaruh Dalam Psikologi

5 Pakar Linguistik Paling Berpengaruh Dalam Psikologi

Dalam sejarah perkembangan ilmu psikologi dan linguistik yang telah lampau, terdapat dua dari aliran filsafat yang berkembangan diantara satu dan yang lainnya, yaitu:
  • Aliran Empirisme, yaitu aliran yang berkaitan erat dalam bidang psikologi asosiasi. Kajian yang dilakukan oleh aliran ini ialah terhadap data empiris atau objek yang bisa diobservasi secara menganalisis unsur-unsur yang membentuknya hingga detail atau sekecil-kecilnya. Oleh sebab itulah, aliran empiris ini bersifat atomistik dan selalu dikaitkan dengan aliran asosianisme dan aliran positivisme
  • Aliran Rasionalisme, aliran ini lebih mengkaji akal pikiran manusia sebagai satu keseluruhan dan menyebutkan bahwa semua faktor-faktor yang terdapat dalam akal manusia patut untuk diteliti sebab dapat memahami perilaku manusia itu sendiri. Maka, aliran ini memiliki sifat holistik dan berkaitan erat dengan aliran nativisme, aliran idealisme, dan aliran mentalisme.
Berikut di bawah ini merupakan para pakar/ahli linguistik yang memiliki pengaruh yang besar terhadap ilmu psikologi, antara lain:
  1. Von Humboldt (1767-1835)
    Pakar linguistik ini berasal dari Jerman, beliau telah mencoba mengkaji hubungan antara bahasa (linguistik) dengan pemikiran atau akal pada manusia (psikologi). Dengan cara, membandingkan tata bahasa dari setiap bahasa-bahasa yang berbeda dengan tabiat atau kebiasaan yang terdapat di masing-masing bangsa penutur bahasa itu sendiri (bisa dibandingkan dengan pendapat dari Edward Sapir pada penjelasan selanjutnya). Dari perbandingan tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa bahasa atau tata bahasa di suatu tempat dalam sekelompok masyarakat menentukan cara hidup (pandangan hidup) dari sekelompok masyarakat penutur bahasa itu sendiri. Von Humboldt sangat terpengaruh terhadap aliran rasionalisme. Beliau beranggapan bahwa bahasa bukanlah sesuatu hal yang siap untuk dipisah-pisah dan diklasifikasikan seperti apa yang terdapat dalam aliran empirisme. Menurutnya, suatu bahasa merupakan satu kegiatan yang mempunyai kaidah-kaidahnya sendiri.
  2. Ferdinand de Saussure (1858-1913)
    Berasal dari Swiss. Beliau telah mencoba memaparkan bahasa dengan sebenar-benarnya (linguistik) dan bagaimana keberadaan bahasa tersebut di dalam otak manusia (psikologi). Ferdinand de Saussere menggemukakan terdapat 3 istilah mengenai bahasa yaitu language (bahasa umumnya memiliki sifat abstrak), langue (bahasa tertentu memiliki sifat), dan parole (bahasa sebagai penutur yang memiliki sifat konkret). Jadi jika ingin mengkaji suatu bahasa secara lengkap, maka kedua disiplin yakni ilmu linguistik dan ilmu psikologi harus dipergunakan. Hal ini disebabkan karena beliau berprinsip segala sesuatu yang terdapat di dalam bahasa itu mempunyai dasar bersifat psikologis.
  3. Edward Sapir (1884-1939)
    Beliau adalah salah satu pakar linguistik sekaligus antropologi kebangsaan Amerika, beliau juga telah memberi pengaruh perhatian yang besar agar psikologi masuk ke dalam kajian bahasa (linguistik). Menurutnya, psikologi bisa memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk pengkajian bahasa. Beliau juga mencoba membuat kajian tentang hubungan antara bahasa atau linguistik dengan pemikiran manusia atau psikologi. Hasil dari kedua kajian tersebut, beliau simpulkan bahwa bahasa terutama strukturnya, ialah unsur yang paling menentukan terhadap struktur pemikiran pada akal manusia ((bisa dibandingkan dengan pendapat dari Von Humboldt pada penjelasan sebelumnya). Edward Sapir lebih beranggapan bahwa bahasa (linguistik) bisa menyumbangkan suatu hal yang penting bagi kepentingan bidang kajian psikologi Gestalt, begitu pula sebaliknya psikologi Gestalt bisa memberikan dan membantu disiplin ilmu linguistik itu sendiri.
  4. Leonard Bloomfield (1887-1949)
    Beliau merupakan salah satu pakar ilmu linguistik asal negara Amerika. Beliau juga memberikan sumbangan pemikiran terhadap analisis bahasa yang sudah dipengaruhi oleh dua aliran psikologi sebelumnya yang saling bertentangan antara satu dengan yang lain, yakni aliran mentalisme dan aliran behaviorisme. Pada awalnya Leonard Bloomfield, mencoba menganalisis bahasa melalui prinsip-prinsip aliran mentalisme (sejalan dengan teori psikologi Wundt). Dalam analisis ini, beliau menegaskan bahwa berbahasa dimulai dari melahirkan satu pengalaman yang luar biasa, yang utamanya biasa disebut dengan penjelmaan dari adanya emosi yang amat kuat, maka itu akan memunculkan sebuah ucapan (kalimat) atau ekslamasi. Jika suatu pengalaman tersebut muncul dari keinginan dalam berkomunikasi maka akan lahirlah ucapan atau kalimat yang disebut deklarasi. Kemudian ketika keinginan berkomunikasi tersebut berubah menjadi keinginan untuk mengetahui maka lahirlah ucapan atau kalimat Interogasi. Lalu sejak tahun 1925, beliau meninggalkan pakar psikologi mentalisme bernama Wundt, kemudian Bloomfield yang juga menganut dari paham psikologi behaviorisme yang dianut oleh Watson dan Weiss. Bersama paham psikologi behaviorisme tersebut, beliau menerapkan teori bahasa (linguistik) yang kini dikenal sebagai “linguistik struktural” atau “linguistik taksonomi”.
  5. Otto Jespersen
    Berasal dari negara Denmark. Beliau sudah mencoba analsis bahasa (linguistik) menggunakan psikologi mentalistik yang berkaitan juga dengan psikologi behaviorisme. Beliau memaparkan bahwa bahasa atau linguistik itu bukanlah satu wujud dalam definisi satu benda misal sebuah apel atau seekor tikus, melainkan merupakan satu fungsi dari manusia sebagai satu kesatuan dalam otak yang melambangkan sebuah pemikiran manusia itu sendiri. Jespersen juga memaparkan bahwa berkomunikasi harus dipandang dari sudut perilaku. Sehingga, dapat bersifat behavioristik. Beliau pula menegaskan bahwa satu kata bisa dibandingkan dengan satu kebiasaan perilaku misalnya saja memotong kuku, memandang, atau kebiasaan manusia pada umumnya.
Demikianlah pembahasan mengenai 5 Pakar Linguistik Paling Berpengaruh Dalam Psikologi, semoga bermanfaat.

0 Response to "5 Pakar Linguistik Paling Berpengaruh Dalam Psikologi"

Posting Komentar