Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 3)

Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 3) - Sebelumnya didalam Psikolinguistik Generasi Kedua menyatakan bahwa analisis dari mereka mengenai bahasa sudah terlalu jauh atau melampaui batas kalimat, tetapi pada kenyataannya analisis mereka smua hanyalah sebatas pada hubungan antara kalimat dan kalimat saja. Mereka tidak sadar bahwa mereka selama itu belum menyentuh pada sebuah wacana (lebih besar lagi dari pada kalimat).

Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 3)
 

Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 3)

Terdapat hubungan antara tata bahasa dan semantik yang hanya diperlakukan seadanya saja yakni hanya dalam proses pembentukan kalimat yang gramatikal dan bermakna, dan tidak menyentuh sama sekali tentang wacana. Memang beberapa konsep saling berhubungan satu sama lain dengan analisis tema-tema yang sudah diintroduksikan tetapi tetap untuk tahap selanjutnya belum ada juga penyelesaian akhirnya. Inilah yang menuntut diadakannya psikolinguistik generasi ketiga, kehausan inilah yang menyebabkan G. Werstch diberi nama New Psycholinguisics karena arti katanya adalah Psikolinguistik Baru. Di bawah ini merupakan ciri-ciri dari psikolinguistik generasi ketiga, yakni sebagai berikut:
  1. Orientasi mereka (para pakar psikolinguistik tahap atau generasi ketiga), namun bukan psikologi perilaku. Mereka berorientasi kepada psikologi, seperti yang ditegaskan oleh Fresse dan Al Vallon dari Perancis, dan kemungkinan pula kepada psikologi aktivitas dari Uni Sovyet, atau misal ditekankan oleh G. Werstch bahwa terjadi proses yang bersamaan atau serempak dari sebuah informasi dari linguistik dan psikologi.
  2. Mereka melepaskan diri atau mengundurkan diri dari psikolinguistik kalimat dan serta ikut terlibat di dalam psikolinguistik yang berdasarkan suatu situasi dan konteks. Bila diartikan bahwa analisis psikolinguistik bukanlah lagi yang menentukan kaidah hubungan antara struktur gramatikal dengan kaidah semantik model teori Noam Chomsky dan teori generatif transformasinya, namun hubungan ini akan diperluas kembali dengan mempertimbangkan keadaan suatu situasi dan konteks.
  3. Terdapatnya terjadinya sebuah pergeseran dari analisis yang membahas mengenai proses ujaran abstrak (yang persepsinya) berubah menjadi satu analsis psikologis mengenai komunikasi dan perpikiran (sebuah pemikiran). Lebih lanjut kembali, pergeseran tersebut berasal dari sebuah ujaran yang abstrak lalu masuk ke dalam komunikasi dan perpikiran (sebuah pemikiran). Hal ini dikemukakan oleh J. S. Brunner di dalam artikel dengan judul From Communication to Language.
Dari ketiga ciri utama psikolinguistik generasi ketiga diatas, akhirnya dapat ditunjukkan terjadinya satu peningkatan kualitatif didalam perkembangan psikolinguistik di negara-negara Barat (Eropa dan Amerika). Tetapi, menurut Leontive (1981) yang melakukan perbandingan mengenai perkembangan psikolinguistik di Eropa dengan perkembangan linguistik di Eropa. Menurut Leontive, linguistik kurang berkembang di Eropa kurang, hal ini dikarenakan psikolinguistik sudah terlebih dahulu berkembang di Rusia, itu merupakan penyebab yang kuat. Hal ini bisa dibuktikan dengan telah adanya cara perhitungan jurus komunikasi dan perpikiran (sebuah pemikiran) dalam analisis psikolinguistik.
Psikolinguistik di Rusia lebih dikenal dengan sebutan “Teori Aktivitas Ujaran”, sudah mendasar di postulat ialah “bahwa perilaku seorang manusia selalu bersifat aktif, purpostif, dan termotivasi”. Namun sangat disanyangkan postulat ini untuk negara-negara Barat (Eropa) tujuannya belum cukup tercapai dan memuaskan.
Demikian pembahasan mengenai Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 3), semoga bermanfaat.

0 Response to "Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 3)"

Posting Komentar