Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 2)

Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 2) - Psikolinguistik generasi kedua ini terjadi disebabkan oleh teori-teori Psikolinguistik Generasi Pertama, yang belum dapat menjawab banyak permasalahan dalam hal proses berbahasa dan kurangnya penjelasan guna mendukung berbagai macam pemecahan masalah dari bidang psikolinguistik tersebut. Maka lahirlah teori-teori psikolinguistik generasi kedua ini, dengan menghadirkan dua tokoh utamanya yakni Noam Chomsky dan George Miller.

Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 2)

Untuk dapat lebih memahami secara mendalam tentang psikolinguistik generasi kedua ini, mari simak pernyataan dari G. S. Miller dan Noam Chomsky yang terdapat di dalam artikel “Some Preliminaries to Psycholinguistics” dimuat dalam American Psychologist Jilid 20 pada Tahun 1985. Berikut pernyataan yang terkait sebagai berikut: 

1. Dalam komunikasi verbal
   Tidaklah semua ciri-ciri fisiknya jelas dan terang; dan tidaklah semua ciri-ciri yang terang dalam ujaran itu memiliki representasi secara fisik. Yang berarti 'ciri yang bisa untuk diteliti' sama saja halnya dengan apa yang pernah dikemukakan oleh aliran perilaku tidak cukup untuk kejelasan makna dalam bidang ilmu linguistik. Maksudnya tidak semua makna itu bisa diungkapkan lewat ujaran sebuah bahasa.
2. Makna suatu tuturan tidak boleh dikacaukan dengan apa yang diperlihatkannyaKarena makna merupakan satu hal yang amat kompleks sebab menyangkut antarhubungan lambang-lambang atau simbol-simbol. Sebuah respons yang dipotong-potong terlalu membuat sederhana kekayaan dari satu makna atau makna menjadi sebuah keseluruhan.
3. Makna sebuah ujaran bukanlah makna dari kata-kata yang tersusun
   Mengerti makna suatu ujaran sama berartinya dengan mengerti apa yang terdapat di dalam otak si penutur.
4. Struktur sintaksis merupakan suatu kalimat yang terdiri atas satuan-satuan yang berguna untuk menentukan interaksi antara makna-makna kata yang ada di dalam sebuah kalimat tersebut
   Maksudnya adalah menurut Miller, gejala ini yang menjadi titik utama masalah psikolinguistiknya, memang kalimat-kalimat tersebut sudah tersusun secara teratur tetapi perlu diperhatikan bahwa bagaimana konsep-konsep ini digabungkan dan disusun menjadi satu kesatuan dengan kombinasi dan unsur yang terkait dengan suatu bahasa sehingga bisa diujarkan dan mudah untuk dipahami.
5. Jumlah kalimat dan makna yang bisa digabungkan dengan bahasa itu tidak terbatas jumlahnya
   Yang penting di sini adalah dalam mempelajari setiap kemungkinan setiap sistem dan akidah semantik dengan sintaksis sama dan mudah untuk dikombinasikan sehingga akan lebih mudah untuk diterima dan dipahami karena pengetahuan seorang manusia satu dengan yang lain tentang suatu bahasa itu berbeda. Jadi, pengetahuan seseorang tersebut dalam hal melukiskan sebuah bahasa harus selaras dengan semantik dan sintaksis yang memungkinkan dia untuk bisa menyusun dan berujar setiap kalimat dengan jumlah yang tidak terbatas.
6. Harus membedakan antara pendeskripsian suatu bahasa dan pendeskripsian pemakaian bahasa
   Dalam hal tersebut, menganalisis proses berbahasa perlu membedakan antara struktur dalam dengan struktur luar. Struktur dalam merupakan struktur batin si penutur, sedangkan struktur luar itu adalah wujud luar dari suatu bahasa. Di sinilah, seorang pakar pskolinguistik harus pandai dalam merumuskan model-model penggabungan bahasa yang bisa terkait pula dengan pengetahuan akan kaidah-kaidah bahasa, secara hipotesis guna meramalkan sebuah informasi yang tersimpan di otak seorang manusia, dan selanjutnya proses informasi itu akan dikombinasikan ke dalam satuan-satuan kalimat.
7. Terdapat komponen biologis yang amat besar guna menentukan kemampuan dalam berbahasa
   Maksudnya ialah suatu hal yang sia-sia bila mengajarkan makhluk lain seperti binatang untuk berbahasa, karena dalam hal kemampuan berbahasa tidak selalu bergantung kepada inteligensi atau besarnya volume otak melainkan semua itu bergantung kepada “jadilah seorang manusia”.

Ketujuh pernyataan di atas merupakan teori yang ditujukan kepada aliran perilaku (behaviorisme), yang klasik atau yang modern. Akan tetapi, psikolinguistik generasi kedua ini belum cukup untuk dapat mengatasi dan menjelaskan semua masalah di bidang pengkajian proses berbahasa karena masih banyak ditemukan kelemahan di dalamnya. Pendekatan (teori) ini juga tidak dapat diterima oleh psikolinguistik asal Rusia (Leontive) dan psikolinguistik ilmiah kontemporer, para pakar di psikolinguistik generasi kedua ini masih terkesan tidak dedukasi karena menurut mereka bahasa itu tidak perlu diperlakukan hanya sebagai satu objek yang formal, identik untuk semua manusia dan juga harus diperlakukan sebagai satu objek yang paling menentukan baik secara sosial dan historis.

Demikian pembahasan mengenai Perkembangan Psikolinguistik Terlengkap (Generasi 2), semoga bermanfaat.